8/27/2016

Perkembangan Balita Tak Terpantau

Perkembangan Balita Tak Terpantau - Masih banyak anak usia di bawah lima tahun atau balita yang tidak terpantau perkembangannya. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Yogyakarta menunjukkan bahwa  sekitar tiga ribu balita di kota gudeg ini belum terkover dalam kegiatan di pos pelayanan terpadu (posyandu).

Hal itu disampaikan Kasi Kesehatan Keluarga Dinkes drg Yudiria di Rumah Pemulihan Gizi (RPG) kota Jogjakarta belum lama ini. "Di Yogjakarta, saat ini terdapat sekitar 19 ribu hingga 20 ribu balita. Dari jumlah tersebut yang terpantau perkembangannya hanya mencapai 16 hingga 17 ribu anak," katanya.

Balita


Pemantauan dilakukan kepada anak-anak yang aktif mengikuti kegiatan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di masyarakat. Jika orang tuanya tidak pernah membawa anaknya ke tempat itu, otomatis Dinkes tidak bisa mengamati perkembangan balita tersebut.

Lihat juga http://www.armenianeyes.com/2016/08/15/yuk-mengenal-sistem-kerja-imunologi-tubuh/

Dia berharap, para orang tua mau membawa putra-putrinya ke posyandu. Agar, selain pertumbuhan balita tersebut bisa dipantau, mereka juga akan mendapatkan asupan makanan tambahan yang berguna. "Sehingga, tidak terjadi lagi balita dengan gizi buruk, khususnya di kota Jogja," lanjut dia.

Meski pemerintah kota (pemkot) telah menyediakan RPG, ia berharap, jumlah anak yang dirawat di tempat itu berkurang. Saat ini, masih ada 14 anak yang menjalani perawatan di RPG. Jumlah tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan data tahun lalu, yakni 42 anak. Menurutnya, penyebab anak mengalami gizi buruk tak semata karena kekurangan asupan gizi. Namun, hal itu juga bisa dipicu akibat pola asuh yang kurang tepat.

Hasil evaluasi Dinkes menunjukkan, faktor salah asuhan masih menjadi salah satu penyebab dominan atas adanya balita penderita gizi buruk. “Oleh karena itu, perawatan di RPG ini tidak hanya kepada anaknya, tetapi juga pelatihan terhadap orang tua mengenai cara asuh anak,” imbuhnya.

Yudiria menjelaskan bahwa penderita gizi buruk membutuhkan perawatan sekitar tiga minggu untuk memulihkan kondisinya. Perbaikan gizi dilakukan secara bertahap guna meninggkatkan status gizi pada balita tersebut. Tahapan itu dilakukan mulai dari kategori buruk, kurang, hingga cukup. Hal serupa dilakukan pada perawatan anak dengan kondisi gizi berlebih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar